CARA MEMBUAT MESIN PENETAS DENGAN LAMPU MINYAK,CARA MEMBUAT PEMANAS DARURAT PADA MESIN TETAS,CARA PENETASAN TELUR BEBEK SECARA TRADISIONAL,JARAK TELUR DENGAN LAMPU TETAS,JARAK LAMPU DENGAN TELUR PADA MESIN PENETAS,POSISI LAMPU PADA MESIN TETAS,JUMLAH LAMPU PADA MESIN TETAS,BAGAIMANA CARA MENGGUNAKAN LAMPU MINYAK HUBUNGI KAMI SEGERA Bpk. Sultoni 0822-5705-4455 Telkomsel Whatsapp Klik Kami Membantu Para Peternak, Pensiunan, Penghobi burung dan Yang ingin sukses dalam Usaha Menetaskan Berbagai Telur Unggas, Indo Tetas – Mesin Tetas Yang Paling PAS. CARA MEMBUAT MESIN PENETAS DENGAN LAMPU MINYAK,CARA MEMBUAT PEMANAS DARURAT PADA MESIN TETAS,CARA PENETASAN TELUR BEBEK SECARA TRADISIONAL,JARAK TELUR DENGAN LAMPU TETAS,JARAK LAMPU DENGAN TELUR PADA MESIN PENETAS,POSISI LAMPU PADA MESIN TETAS,JUMLAH LAMPU PADA MESIN TETAS,BAGAIMANA CARA MENGGUNAKAN LAMPU MINYAK HUBUNGI KAMI SEGERA Bpk. Sultoni 0822-5705-4455 Telkomsel Whatsapp Klik Kami Membantu Para Peternak, Pensiunan, Penghobi burung dan Yang ingin sukses dalam Usaha Menetaskan Berbagai Telur Unggas, Indo Tetas – Mesin Tetas Yang Paling PAS.
Dilakukan18 hari pertama sesudah telur dimasukan ke dalam alat penetas dan berhenti 3 hari sebelum telur menetas. Pada 3 hari sebelum waktu menetas, telur-telur harus dipindahkan ke hatcher. Pemutaran dilakukan dengan menggerakan nampan setter membentuk sudut sebesar 40°- 45° selama 3 jam sekali.ArticlePDF AvailableAbstract and FiguresMesin penetas telur pada awalnya merupakan alat sederhana yang hanya menggunakan lampu untuk menghasilkan panasnya tanpa alat-alat pendukung lainnya yang hanya digunakan oleh para peternak tradisional dengan kapasitas yang kecil, namun seiring dengan perkembangan teknologi mesin ini dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan dan kemudahan dalam penetasan telur. Pembuatan rak pemutar telur otomatis pada mesin penetas telur ini dan mempunyai dua sumber energi, yaitu energi listrik PLN dan energi panas matahari dengan menggunakan panel surya. Dalam proses modifikasi mesin penetas telur tenaga hybrid ini memiliki beberapa tahapan yaitu diawali dengan tahap sketsa gambar sederhana rak telur otomatis, gambar kerja, proses pembuatan, modifikasi rangkaian kelistrikannya, dan perhitungan tahanan baterai serta ujicobanya pada solar cell. Dari hasil pengujian mesin penetas telur otomatis tenaga hybrid kami ini yaitu rak bergeser otomatis setiap 6 jam sekali dalam waktu 24 jam non-stop serta ketahanan baterai hingga 29,1 jam Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 2 November 2020 Halaman 69-75 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 69 Rancang Bangun Rak Penetas Telur Otomatis Pada Mesin Tetas Bertenaga Hybrid Ferry Budhi Susetyo1, I Wayan Sugita2*, Basori3, Muhammad Naufal Rifqi1, Rois Wardiana1, Joko Prasetyo1 1Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta, 13220 2Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta, 13220 3Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional, 12520 *Korespondesi penulis wayan-sugita Received 19-08-2020; Revised 16-10-2020; Accepted 19-10-2020 Abstrak. Mesin penetas telur pada awalnya merupakan alat sederhana yang hanya menggunakan lampu untuk menghasilkan panasnya tanpa alat-alat pendukung lainnya yang hanya digunakan oleh para peternak tradisional dengan kapasitas yang kecil, namun seiring dengan perkembangan teknologi mesin ini dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan dan kemudahan dalam penetasan telur. Pembuatan rak pemutar telur otomatis pada mesin penetas telur ini dan mempunyai dua sumber energi, yaitu energi listrik PLN dan energi panas matahari dengan menggunakan panel surya. Dalam proses modifikasi mesin penetas telur tenaga hybrid ini memiliki beberapa tahapan yaitu diawali dengan tahap sketsa gambar sederhana rak telur otomatis, gambar kerja, proses pembuatan, modifikasi rangkaian kelistrikannya, dan perhitungan tahanan baterai serta ujicobanya pada solar cell. Dari hasil pengujian mesin penetas telur otomatis tenaga hybrid kami ini yaitu rak bergeser otomatis setiap 6 jam sekali dalam waktu 24 jam non-stop. Kata Kunci rancang bangun, rak telur, penetas telur, sistem otomatis, tenaga hybrid PENDAHULUAN Seiring dengan pertumbuhan penduduk di Indonesia harus diimbangi juga dengan persediaan yang mencukupi untuk memenuhi ketersediaan pangan, sehingga kebutuhan pangan yang mengandung protein tinggi ini terpenuhi [1, 2]. Produk unggas lebih diminati jika dibandingkan dengan ternak besar, selain itu pangan yang mengandung protein tinggi ada pada unggas [3, 4]. Untuk itu peningkatan produktivitas peternak dapat dilakukan dengan penerapan mesin tetas [5, 6]. Solusi untuk mengatasinya yaitu dengan meningkatkan kemampuan peran mesin penetas telur konvensional menjadi mesin penetas telur otomatis sehingga membuat proses penetasan telur menjadi praktis, efisien, dan dengan hasil penetasan telur yang lebih baik [7]. Peningkatan kemampuan mesin dapat dilakukan dengan kegiatatan rancang bangun [8 – 10]. Rancang bangun mesin tetas semi otomatis dengan daya 25 watt telah dikembangkan untuk menghasilkan penetasan 120 sampai dengan 150 butir telur, dimana proses memutar raknya dilakukan secara manual periodik waktu tertentu [11]. Selain itu rancang bangun mesin tetas otomatis berbasis mikrokontroler Atmega8585 juga telah dikembangkan dengan keberhasilan yang baik [12]. Kondisi mesin penetas telur sebelum otomatis yaitu memiliki suhu ruangan 37ºC-38ºC, didalamnya dilengkapi 4 buah lampu bohlam dengan daya 20 Watt yang dimana setiap bohlamnya memiliki daya sebesar 5 Watt. Tenaga untuk menyalakan lampu bohlam tersebut bersumber dari listrik PLN. Selain dari listrik PLN, sumber lainnya juga dapat diperoleh dari energi matahari dengan menggunakan panel surya yang disimpan pada baterai, untuk menggantikan sementara jika sumber dari listrik PLN sedang bermasalah [1]. Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 2 November 2020 Halaman 69-75 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 70 Terdapat 5 faktor yang harus diperhatikan pada Inkubator mesin tetas yaitu temperatur, kelembapan, sirkulasi udara ventilasi, pemutaran rak telur, dan kebersihan [7, 13, 14]. Pemutaran rak telur mempunyai tujuan agar panas dapat diberikan secara merata pada permukaan telur, selain untuk mengantisipasi agar embrio dalam telur tidak menempel di salah satu sisi kerabang telur. Dalam penelitian ini kami menggunakan sistem rak telur yang bergeser kanan dan kiri secara otomatis yang berfungsi memutar telur agar hangat nya merata. METODOLOGI Rak telur otomatis pada mesin penetas telur tenaga hybrid dirancang menggunakan sistem rak telur yang bergeser kanan dan kiri secara otomatis yang berfungsi memutar telur agar hangatnya merata. Proses rancang bangun rak telur otomatis dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2019. Lokasi pembuatan rancang bangun rak telur otomatis ini bertempat di laboratorium Teknik Mesin FT Universitas Negeri Jakarta. Lebih jelas mengenai alur proses penelitian dapat terlihat pada bagan alur sebagai berikut. GAMBAR 1. Bagan alur penelitian. Proses dimulai dengan pembuatan sketsa gambar. Sketsa adalah bentuk visualisasi pemikiran seseorang yang dibuat secara spontan berupa gambar kasar sebagai gambaran awal yang biasanya tidak dimaksudkan untuk dijadikan hasil akhir sebuah karya, sketsa nantinya akan dibuat sebagai gambar kerja atau pengembangan sebuah gagasan. Setelah selesai pembuatan sketsa rak telur otomatis lalu dilanjutkan dengan pembuatan gambar kerja. Pembuatan gambar kerja adalah proses dimana setelah sketsa selesai dan perencanaan ukuran telah dilakukan. Pada pembuatan gambar kerja drafter harus memperhatikan berbagai hal diantaranya adalah bahan yang akan digunakan, proses produksi, dan biaya produksi. Gambar kerja adalah media penyampaian informasi antara drafter dan orang yang memproduksi, maka dari itu gambar kerja harus terstandarisasi serta mengikuti aturan-aturan gambar teknik supaya penyampaian informasi dapat Membuat sketsa rak mesin tetas Menghitung kapasitas baterai Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 2 November 2020 Halaman 69-75 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 71 berjalan dengan baik. Setelah selesai pembuatan gambar kerja, kemudian dilanjutkan pembuatan gambar wiring kelistrikan. Pada gambar wiring ini akan ditentukan komponen-komponen apa saja yang diperlukan agar rak telur dapat bergerak secara otomatis. Selain itu wiring diberikan secara lengkap mulai dari sumber energi hingga motor penggerak rak dan lampu pemanas. Setelah selesai menggambar wiring kelistrikan, kemudian dilanjutkan dengan proses perhitungan baterai untuk kebutuhan solar cell. Perhitungan penggunaan aki ini bertujuan untuk mengetahui seberapa lama aki dapat mengoperasikan mesin penetas telur. Adapun perhitungan daya listrik menggunakan persamaan 1. P = V × I 1 Jenis baterai atau aki yang dipakai VRLA Valve regulated lead acid aki ini cocok digunakan pada mesin tetas karena bersifat tertutup sealed, karena tertutup, maka uap yang keluar dari aki sangatlah sedikit terjadi rekombinasi sehingga tidak perlu menambah cairan selama masa penggunaan aki, aki ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut 1. Lithium 2. Nominal voltage 12 V 3. Rated capacity 100 AH 4. Dimension P × L × T 350 × 179 × 183mm 5. weight kg GAMBAR 2. Aki untuk proses penetasan dengan tegangan 12V dan kapasitas 100AH. Berdasarkan gambar 2 dapat terlihat akumulator atau yang familiar disebut aki pada mesin tetas bertenaga hybrid ini digunakan sebagai media penyimpanan energi listrik yang dihasilkan oleh sel surya, aki bersifat portable dan dapat menyimpan energi listrik melalui proses kimia sehingga energi listrik dapat digunakan di lain waktu. Pada saat ini pengunaan aki sangatlah penting karena sifatnya yang memiliki mobilitas sangat tinggi sehingga sangat dibutuhkan, aki terdapat berbagai jenis dan kapasitas yang begitu beragam, pada mesin tetas bertenaga hybrid ini digunakan aki 12 V dengan kapasitas 100 AH. Langkah terakhir dari penelitian ini yaitu proses uji coba mesin penetasan telur. Proses pengujian menggunakan energi dari Aki sumber pengisian dengan solar cell dan PLN. HASIL DAN PEMBAHASAN Sketsa Gambar Rak Telur Otomatis Gambar sketsa dini dibuat untuk mempermudah ketika akan membuat gambar kerja. Gambar sketsa dibuat secara freehand, artinya dibuat tanpa bantuan alat bantu seperti penggaris. Gambar sketsa untuk rak penetas telur dibuat dengan dimensi 44 × 54 × 4 cm. Lebih lengkap dapat dilihat pada gambar 3. Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 2 November 2020 Halaman 69-75 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 72 Dari gambar sketsa di atas dapat terlihat gambaran sederhana mengenai rak mesin tetas yang dibuat serta frame yang nantinya akan dibuat gambar kerja. Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu, maka ada sedikit perubahan pada gambar sketsa yang dibuat. Karena rak penetas telur di desain untuk bergerak secara otomatis guna membalik telur yang sedang ditetaskan sehingga ditambahkan frame. GAMBAR 3. Sketsa rak telur otomatis. Pembuatan Gambar Kerja Setelah selesai pembuatan gambar sketsa kemudian dilanjutkan dengan pembuatan gambar kerja. Gambar kerja yang dibuat dapat terlihat pada gambar 4. GAMBAR 4. Perangkat dari mesin tetas telur a Rak Telur Otomatis, b Tempat Bergerak Rak Telur, c 3D Rak Telur Otomatis, dan d 3D Assembly Mesin Tetas Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 2 November 2020 Halaman 69-75 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 73 Pada gambar 4 a merupakan tahapan terbentuknya rak tempat telur. Terlihat perubahan dari gambar sketsa rak telur sebesar 44 × 54 × 4 cm menjadi 425 × 535 × 40mm. Pada rak ini akan diletakkan telur-telur yang nanti akan di tetaskan dalam mesin penetas. Pada gambar 4 b merupakan frame dari rak tempat telur diletakkan. Fungsi dari frame ini nantinya akan menjadi pegangan rak telur untuk bergerak membalikkan telur secara otomatis. Pada gambar 4 c dapat terlihat visualisasi dari gambar 3D rak telur otomatis, dimana terlihat juga motor pengerak yang berfungsi untuk menggerakkkan rak telur agar telur-telur dapat berputar atau membalik secara ortomatis. Terakhir pada gambar 4 d dapat terlihat mesin tetas secara keseluruahan dalam bentuk 3D. Terlihat ada dua buah rak otomatis secara bertingkat di dalam mesin tetas tersebut. Pembuatan Gambar Wiring Kelistrikan Berdasarkan gambar 5 dapat terlihat ada dua sumber energi yang bisa digunakan untuk proses penetasan yaitu solar cell no 5 dan PLN no 4. Sumber energi ini bisa digunakan secara terpisah, artinya tidak bisa digunakan secara bersamaaan. Ketika menggunakan sumber dari PLN maka MCB no 1 harus dalam posisi on, namus pastikan MCB no 2 dalam posisi off. Sebaliknya demikian, jika ingin menggunakan sumber energi dari baterai hasil pengisian dari solar cell maka MCB no 2 harus dalam posisi on dan MCB no 1 harus dalam posisi off. GAMBAR 5. Wiring kelistrikan. Ketika ingin mengisi baterai dengan solar cell pastikan MCB no 3 dalam posisi on, serta terhubung dengan solar cell charge control no 5 dimana fungsinya adalah untuk mengatur kelistrikan pada solar cell agar tetap konstan. Alat no 7 adalah inverter yang berfungsi untuk pengubah arus listrik searah DC menjadi arus bolak balik AC. Ketika steker no 10 di hubungkan dengan stop kontak no 9, maka proses penetasan dapat berjalan. Kemudian no 11 adalah adalah termokontrol untuk mengatur suhu, dan no 15 adalah termokopel sebagai sensor suhu. Inkubator penetasan dilengkapi dengan empat buah lampu pijar dengan daya 5 Watt. Untuk proses penetasan dengan otomatis, artinya telur dibalik secara otomatis maka secara periodik dengan mengatur timer no 13 akan otomatis menggerakkan motor no 14 sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Sehingga peternak, atau pengguna mesin tetas tidak perlu membalik telur secara periodik. Perhitungan Baterai untuk Kebutuhan Sollar Cell Mesin tetas telur menggunakan aki bertegangan 12 volt dan memiliki kapasitas 100 AH digunakan untuk menghidupkan 4 lampu yang membutuhkan daya masing-masing Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 2 November 2020 Halaman 69-75 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 74 sebesar 5 Watt, termostat sebesar 3 Watt, 2 buah motor listrik masing-masing sebesar 4 watt, dan timer motor sebesar 2 watt. Seberapa lama aki dapat mengoperasikan mesin penetas telur, waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kembali aki tersebut menggunakan kuat arus pengisian sebesar A efisiensi aki 20% dan berapa besar beban yang digunakan mesin tetas selama 1 periode penetasan. Dengan memasukkan ke dalam rumus 1 maka dihasilkan arus sebesar A. Kemudian dengan menghitung daya tahan baterai 100/ – diefisiensi baterai 20% maka didapatkan hasil secara teori aki dapat mengoperasikan mesin tetas selama Jam. Untuk menghitung waktu pengisian baterai maka t = 100/ + 20% × 100/ sehingga didapatkan hasil watu pengisian baterai selama Jam. Kemudian untuk mengetahui jumlah energi listrik yang digunakan selama 1 periode penetasan 22 hari adalah sebagai berikut 20 × 8 = 160 watt asumsi daya total lampu, 1 periode digunakan selama 8 jam 3 × 24 = 72 watt asumsi daya thermostat, 1 periode digunakan selama 24 jam 2 × 24 = 48 watt asumsi daya timer, 1 periode digunakan selama 24 jam 8 × = watt asumsi daya motor listrik, 1 periode digunakan selama jam Total lampu+thermostat+timer+motor listrik= 160+72+48+5,28= 285,2 watt Selama 1 periode = × 22 hari= 6276 watt = KW. Pada ujicoba mesin tetas dilakukan dengan dua tahap, yaitu ujicoba dengan menggunakan sumber energi dari PLN kemudian pada tahap dua dilakukan ujicoba dengan menggunakan sumber energi solar cell aki. Pada ujicoba baik tahap pertama maupun tahap kedua timer motor untuk menggerakkan rak telur diatur untuk bergerak periodik setiap 6 jam. GAMBAR 6. Proses ujicoba rak otomatis. Gambar 6 merupakan proses ujicoba rak telur otomatis. Dari hasil uji coba baik dengan menggunkan sumber energi dari PLN maupun solar cell aki dapat diketahui bahwa rak telur dapat begerak secara periodik setiap 6 jam. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perancanaan yang telah dilakukan pada mesin penetas telur otomatis bertenaga hybrid, maka dapat disimpulkan sebagai berikut Mesin tetas bersifat otomatis pada saat pembalikan telur dan menggunakan sumber energi hybrid yaitu dari listrik PLN dan sel surya. Dengan menggunakan motor penggerak AC didalamnya, rak bergeser setiap 6 jam sekali dalam waktu 24 jam non-stop yang diatur dalam timer. Adapun Jurnal Ilmiah GIGA Volume 23 2 November 2020 Halaman 69-75 p ISSN 1410-8682 e ISSN 2621-9239 75 dimensi dari rak mesin tetas yang dirancang maupun dibuat adalah 425 × 535 × 40mm. Dari hasil perhitungan, lama tahan aki yang digunakan untuk mengoperasikan apabila terjadi gangguan jaringan PLN yaitu selama jam, sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kapasitas aki sampai full yaitu selama jam. Secara umum dapat diketahui bahwa dari hasil ujicoba rak telur otomatis dapat berfungsi sesuai yang diinginkan. DAFTAR PUSTAKA [1] I. W. Sugita, F. Firmansah, R. Sobirin, and M. R. Ardianto, “Rancang Bangun Mesin Penetas Telur Tenaga Hybrid,” J. Konversi Energi dan Manufaktur, vol. 6, no. 1, pp. 30–36, 2019. [2] R. Fitrah et al., “Pengaruh Temperatur Lama Penimpanan Telur Puyuh Tetas Terhadap Daya Tetas, Fertilitas, Bobot Susut Telur Dan Bobot Tetas Telur Puyuh,” J. Peternak. Nusant., vol. 4, no. 1, pp. 25–32, 2018. [3] N. Meliyati, K. Nova, and D. Septinova, “Pengaruh Umur Telur Tetas Itik Mojosari dengan Penetasan Kombinasi terhadap Fertilitas dan Daya Tetas,” J. Ilm. Peternak. Terpadu, vol. 1, no. 1, pp. 472–473, 2012. [4] Noferdiman, Fatati, and H. Handoko, “Penerapan Teknologi Pakan Lokal Bermutu Dan Pembibitan Ayam Kampung Menuju Kawasan Village Poultry Farming VPF Di Desa Kasang Lopak Alai Kabupaten Muaro Jambi,” J. Pengabdi. Pada Masy., vol. 29, no. 3, pp. 60–70, 2014. [5] R. P. Dewi and W. Arnandi, “Peningkatan Produktivitas Peternak Itik Melalui Penerapan Mesin Penetas Telur,” J. Pengabdi. Dan Pemberdaya. Masy., vol. 3, no. 2, pp. 193–196, 2019. [6] F. Andria, E. M. Effendi, and A. Maesya, “Otomatisasi Mesin Tetas Telur Puyuh Untuk Optimasi Pembibitan, Peningkatan Produksi Dan Pemasaran Bagi Peternak Puyuh,” Qardhul Hasan Media Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 3, no. 2, p. 107, 2017. [7] I. Nurhadi and E. Puspita, “Rancang Bangun Mesin Penetas Telur Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMega8 Menggunakan Sensor SHT 11,” Students’ Creat. Eepis Final Proj. Compet., pp. 1–8, 2009. [8] A. Muliawan, F. Amalinda, and I. Prasetio, “Rancang Bangun Pengendali Pompa Miniatur Berbasis Mikrokontroler Arduino Bluetooth 4Ch,” J. Ilm. GIGA, vol. 21, no. 2, pp. 80–86, 2018. [9] V. W. Gandoria, V. V. R. Repi, and A. Wibowo, “Rancang Bangun Pengamat Parameter Cuaca Menggunakan Komunikasi Nir Kabel,” J. Ilm. GIGA, vol. 22, no. 1, pp. 14–21, 2019. [10] A. Supriyadi, V. Vekky, R. Repi, and F. Hidayanti, “Rancang Bangun Sistem Pencampuran Warna Tekstil Otomatis dengan Parameter Volume Fluida pewarna,” J. Ilm. GIGA, vol. 21, no. 2, pp. 58–68, 2018. [11] R. Ahaya and S. Akuba, “Rancang Bangun Alat Penetas Telur Semi Otomatis,” J. Teknol. Pertan. Gorontalo, vol. 3, no. 1, pp. 44–50, 2018. [12] R. H. Rahim, A. M. Rumagit, and A. S. M. Lumenta, “Rancang Bangun Alat Penetas Telur Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMega8535,” J. Tek. Elektro dan Komput., vol. 4, no. 1, pp. 1–7, 2015. [13] R. Hartono, M. Fathuddin, and A. Izzuddin, “Perancangan dan Pembuatan Alat Penetas Telur Otomatis Berbasis Arduino,” ENERGY, vol. 7, no. 1, pp. 30–37, 2017. [14] E. Fadhila and H. H. Rachmat, “Pengendalian Suhu Berbasis Mikrokontroler Pada Ruang Penetas Telur,” J. Reka Elkomika, vol. 2, no. 4, pp. 275–284, 2014. ... Dalam penelitian tidak selalu mesin pendukung harus dibeli, ada kalanya mesin dibuat secara mandiri sehingga spesifikasi mesin seperti daya listrik dapat di tentukan sesuai yang diinginkan. Melalui suatu kegiatan rancang bangun, hal ini dapat diwujudkan [7][8][9]. Begitu banyak penelitian yang telah membuat mesin poles, namun motor listrik yang digunakan masih terlalu besar 3/4HP [3,5]. Untuk itu dalam penelitian ini akan dibuat mesin poles single disc dengan menggunakan daya motor 135 W 0,18HP agar hemat energi. ...Vadhya Wiendyas Gandoria V. Vekky R. RepiAgus WibowoAutomatic Weather Sation AWS sampai saat ini belum ada produksi dalam negeri, dengan demikian dibutuhkan penelitian lebih lanjut menyangkut AWS yang dapat mendeteksi parameter cuaca. Maka dibangunlah sistim pengamat parameter cuaca ini, yang dilengkapi dengan 4 buah sensor, yaitu DHT22 untuk mengukur suhu dan kelembaban, BMP180 untuk mengukur tekanan udara, LDR untuk mengukur penguatan cahaya Iluminasi, serta opto-interrupt-device untuk mengukur kecepatan angin dengan kondisi cuaca yang diamati pada suatu titik tempat. Data sensor akan diolah dalam mikrokontroler Arduino, lalu ditampilkan melalui dan data akan tersimpan ke dalam database MySQL. Akses pengiriman data menggunakan wireless NRF24L01 yang dapat berfungsi sebagai transceiver. Sistim yang dirancang akan dibandingkan dengan AWS milik Universitas Nasional. Dengan hasil pengujian tiap parameter diantaranya suhu error maximum kelembaban error maximum iluminasi error rata-rata tekanan udara error maximum kecepatan angin erorr maximum Supriyadi V. Vekky R. RepiFitria HidayantiProses pewarnaan celup kain/benang membutuhkan alat pencampuran warna otomatis yang cepat dan akurat. Akan tetapi alat pencampuran warna masih memiliki error yang besar, maka desain sistem ini harus dikembangkan agar diperoleh desain dengan error yang kecil. Rancang bangun alat pencampuran warna pada penelitian ini dirancang untuk fluida pewarna tekstil yang berbasis Arduino dengan GUI Processing, sensor ultrasonik HC-SR04, dan aktuator motor servo MG996R. Pada penelitian ini flowrate pewarna yang keluar dari tangki dipengaruhi oleh level tangki. Maka dibuat sistem dengan input komposisi campuran dari GUI Processing dan perhitungan flowrate diperoleh dari pembacaan level oleh sensor ultrasonik. Selain itu, karaktristik aktuator motorized control valve membuat alat ini diberikan dua mode yaitu fast dan slow. Hasil pengujian menunjukkan bahwa mode fast memiliki error lebih besar dari mode slow, tetapi mode slow membutuhkan waktu proses dua kali lebih lama. Dari pengamatan pewarna hasil pencampuran yang diaplikasikan pada kain, dapat dilihat pola susunan memiliki degradasi warna yang sistematik. Hal ini menunjukkan bahwa alat pencampuran warna otomatis yang dibuat pada penelitian ini dapat bekerja dengan air yang sering kita miliki memegang peranan penting dalam pendistribusian pada instalasi air di rumah. Pengoperasian ini terkadang membutuhkan waktu yang lama sehingga membutuhkan sistem kontrol yang efesien. Aplikasi smartphone pada android dapat dipadukan dengan mikrokontroler seperti pada aplikasi mikrokontroler arduino uno. Pemanfaatan aplikasi android dan mikrokontroler ini dapat dipergunakan pada kontrol pompa air. Dalam peneltian ini dimaksudakan untuk mengkoneksikan arduino uno dengan pompa yang terintegrasi dengan bluethooth. Bluethooth yang dipergunakan dengan seri HC-5 yang dapat dikoneksikan dengan sinyal yang dimiliki oleh aplikasi android yang berada di smartphone dengan seri arduino uno bluethoot 4CH. Kinerja alat ditampilkan dalam tampilan LCD 4x16 yang menyatakan waktu pemakaian dan on-off pemakaian pompa. Dari hasil pengujian kemampuan pompa beroperasi selama 1 menit diperoleh hasil perhitungan dengan debit cm3/s dengan kecepatan aliran cm/s. Rany Puspita DewiWandi ArnandiSebagian warga masyarakat Desa Ngrajek, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang berprofesi sebagai peternak itik. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan produktifitas peternak itik melalui penjualan anak itik, yang memiliki harga jual lebih tinggi melalui penerapan mesin penetas telur. Metode yang digunakan adalah difusi ipteks. Kegiatan ini dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama, observasi dengan melakukan metode pengumpulan data dokumentasi dan diskusi dengan tokoh masyarakat sebagai stakeholder. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi kondisi real masyarakat peternak itik. Tahap kedua adalah tahap pengembangan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami peternak itik melalui perancangan dan pembuatan mesin penetas telur serta mengadakan pelatihan pengoperasian mesin penetas telur. Hasil luaran utama yang dicapai dalam program ini adalah tersedianya mesin penetas telur. Hasil lain dari program ini adalah peningkatan wawasan dan pengetahuan tentang teknologi mesin penetas telur serta taraf hidup masyarakat Desa AndriaE Mulyati Effendi Aries MaesyaAUTOMATION TECHNIQUE MACHINE OF QUAIL EGGS FOR OPTIMIZATION OF BREAKING, IMPROVING PRODUCTION AND MARKETING FOR QUAIL FARMABSTRACT Bogor District has a very large area, so the market share for livestock products is also wide open. In 2015 suppliers of quail farmers there are only 20 breeders with quail population ranges from 10 thousand head Department of Animal Husbandry & Fishery Bogor District. This is a very good opportunity for quail farmers, but the problems faced by quail farmers turned out to be very complex. Two quail farmers who became the object of Community Service goal have complex issues related to production, marketing, and management. The condition of the cage is not feasible, dirty, sanitation and hygiene is very bad, consequently diseased quail cattle reach an average of 35%. Productivity is very low, and having difficulty marketing eggs. Farmers also do not have a systematic bookkeeping related to finance and production process. Community service activities are carried out through Optimization of Cage Build Design, Optimization of Livestock Enviromental Environments, Quyry Health Control, Selection of Superior Seeds and Optimal Hatching of Eggs, Microcontroller Based Automatic Hatching Grants, and Marketing Strategy Manual or Digital through Social Media and Simple Operations and Financial automation, community service, microcontroler, quail farmers. ABSTRAK Kabupaten Bogor memiliki wilayah yang sangat luas, sehingga pangsa pasar untuk produk ternak juga terbuka luas. Pada tahun 2015 pemasok hasil ternak puyuh hanya ada 20 peternak dengan jumlah populasi puyuh berkisar 10 ribu ekor Dinas Peternakan & Perikanan Kab Bogor. Hal ini menjadi peluang yang sangat baik bagi peternak puyuh, tetapi permasalahan yang dihadapi peternak puyuh ternyata sangat komplek. Dua peternak puyuh yang menjadi objek sasaran pengabdian masyarakat ini memiliki permasalahan yang kompleks baik terkait, produksi, pemasaran maupun manajemen. Kondisi kandang tidak layak, kotor, sanitasi dan higienitas sangat buruk, akibatnya ternak puyuh berpenyakit mencapai rata-rata 35%. Produktivitas sangat rendah, dan mengalami kesulitan memasarkan telur. Peternak pun tidak memiliki pembukuan yang sistematis terkait keuangan maupun proses produksi. Oleh karena itu kegiatan pengabdian masyarakat ini difokuskan untuk melatih, membina, memantau dan mendampingi kedua peternak tersebut dalam usaha meningkatkan produktivitasnya. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan melalui Rancang Bangun Kandang Puyuh Optimal, Penciptaan Lingkungan Internal/Eksternal Peternakan yang Optimal, Pengendalian Kesehatan Puyuh, Pemilihan Bibit Unggul dan Penetasan Telur Optimal, Hibah Alat Penetas Telur Otomatis Berbasis Mikrokontroler, serta Strategi Pemasaran Manual maupun Digital melalui Media Sosial dan Manajemen Operasi dan Kuangan FitrahDeden SudrajatAnggraeni AnggraeniHatching is part of the nursery activity that is to maintain and increase the population of quail livestock. Research on the influence of old temperature of hatching quail egg to hatchability, fertility, egg shrink weight and weight of quail egg hatch has been done for one month, this research aim to know influence of temperature and duration of egg storage to fertility, hatchability, hatching weight, and Egg shrinkage weight in the quail and can know the temperature and long storage is good for hatched. This study used quail eggs Coturnix coturnix japonica, as many as 180 items divided into two groups. Each is a group with a temperature of 27-30 oC and 17-20 oC group with egg storage duration 1 day, 3 days, and 6 days. The hatching machine used is semi-automatic hatching machine, before the egg is inserted into a hatching machine performed selection that includes egg shape and egg weight, for storage of 27-30 oC in room chamber and for 17-20 oC temperature in air-conditioned room with a temperature of 16 oC before the save egg in weigh and before inserted into the engine hatching the egg back in weigh. From 2 factors with three levels are obtained 6 treatment combinations each treatment - each treatment is repeated 5 times, each repetition consists of 6 grains. The experimental design used was Completely Randomized Design RAL 3 x 2 for fertility variable, hatchability, hatching weight and egg shrinkage. The results showed that the temperature gives a real effect on the hatchability, egg shrinkage, while for egg weight only gives a real effect on hatchability and shrinkage of fertility variable, hatchability, hatching weight and egg shrinkage I Wayan - SugitaFikri FirmansahRakhmat SobirinMuhammad Raihan ArdiantoAbstrak Mesin penetas telur pada umumnya hanya menggunakan satu sumber energi yaitu energi listrik dari PLN. Dalam penelitian ini dibuat mesin penetas telur menggunakan dua sumber energi yaitu tenaga listrik PLN pada waktu malam hari dan tenaga panas matahari pada waktu siang hari. Kapsitas dari mesin penetas yang dibuat adalah 100 butir telur. Dalam proses rancang bangun mesin penetas telur dengan sumber energi hybrid mempunyai beberapa tahap yaitu diawali dengan tahap pembuatan sketsa gambar sederhana, gambar kerja, perhitungan sumber panasnya, proses pembuatan, instalasi kelistrikannya, serta uji coba kestabilan temperatur. Dari hasil pengujian Mesin Penetas Telur Tenaga Hybrid ini, suhu stabil antara 37°-38°C dengan daya yang digunakan sebesar 20 watt. Kata kunci Rancang Bangun , Mesin Penetas Telur, Tenaga HybridPengaruh Umur Telur Tetas Itik Mojosari dengan Penetasan Kombinasi terhadap Fertilitas dan Daya TetasN MeliyatiK NovaD SeptinovaN. Meliyati, K. Nova, and D. Septinova, "Pengaruh Umur Telur Tetas Itik Mojosari dengan Penetasan Kombinasi terhadap Fertilitas dan Daya Tetas," J. Ilm. Peternak. Terpadu, vol. 1, no. 1, pp. 472-473, Teknologi Pakan Lokal Bermutu Dan Pembibitan Ayam Kampung Menuju Kawasan Village Poultry Farming VPF Di Desa Kasang Lopak Alai Kabupaten Muaro JambiFatati NoferdimanH HandokoNoferdiman, Fatati, and H. Handoko, "Penerapan Teknologi Pakan Lokal Bermutu Dan Pembibitan Ayam Kampung Menuju Kawasan Village Poultry Farming VPF Di Desa Kasang Lopak Alai Kabupaten Muaro Jambi," J. Pengabdi. Pada Masy., vol. 29, no. 3, pp. 60-70, 2014.
Perludiketahui bahwa ini adalah cara menetaskan telur dengan lampu 5 watt. jarak yang tepat antara lampu dengan telur di mesin penetas Untuk mesin tetas dengan kapasitas 50 butir Sebenarnya mesin
melakukan penetasan dangan mesin tetas adalah salah satu cara untuk melakukan Perbanyakan populasi unggas secara cepat dengan memetaskan telur yang unggas harus telur yang dibuahi oleh sel jantan atau istilahnya telur fertil. berikut adalah panduan menetaskan telur dengan mesin tetas lengkappanduan menetaskan telur dengan mesin tetasTelur fertile yaitu telur yang sudah dibuahi oleh pejantan atau ada calon embrio dalam telurnya. berikut adalah ciri telur yang juga membuat mesein tetas inkubatorciri telur tetas yang fertiljenis jenis Penetasan telurjenis jenis penetasan telursecara umum jenis jenis Penetasan telur dapat dilakukan dengan 2 cara Melalui penetasan alami induk ayam kekurangan penetasan telur secara alami yaitu telur yang dapat dierami oleh induk maksimal adalah 12 butir Melalui penetasan buatan mesin tetas / inkubator penetasan telur dengan cara penetasan buatan kelebihan yang utama adalah telur yang akan ditetaskan dapat lebih banyak sesuai kapasitas mesin selain itu Kemampuan tetas dari mesin penetas dapat mencapai 80 – 90 % dari jumlah telur yang dimasukkan dalam mesin penetas, tergantung dari pemilihan telur dan pengelolaan selama proses penetasan. faktor yang dapat mendukung keberhasilan penetasan telurAda 4 faktor yang dapat mendukung keberhasilan penetasan telur yaitu faktor induk faktor telur tetas, faktor mesin tetas faktor pengelolaan penetasanprosedur Teknik penetasansecara umum proses penetasan telur yang dilakukan adalah sebagai berikut penghangatan telur, memutar telur menjaga kelembaban proses piping pemecahan cangkang penanganan pasca MENDAPATKAN KUALITAS TELUR TETAS YANG BAIKuntuk mendapatkan kualitas telur tetas yang baik maka yang harus diperhatikan adalah menyekeksi Induk dan Pejantan yang Baik, pembahasannya sebagai berikut Seleksi induk Kemampuan produksi telur yang tinggiApabila telur tersebut ditetaskan dengan cara yang benar maka hampir / seluruhnya akan menetas. haruslah sehat dan tidak cacat, sudah mengalami periode peneluran pertama umur 7 - 8 bulan . Seleksi pejantanSehat, tidak cacat, lincahMemiliki nafsu kawin yang tinggi, Berumur 1 – 3 tahun, Tidak sedarah .PEMBERIAN PAKAN indukan penghasil telurPemberian pakan harus baik, jumlah maupun mutu. Bila pakan induk kurang baik maka telur yang dihasilkan akan infertil. Yang paling sering terjadi adalah kekurangan atau defisiensi vitamin A,E dan B kompleks Nuryati .T at all, 2006 .PENANGANAN TELUR TETAS yang benarTelur diambil setiap hari, dibersihkan dari kotoran dengan kain lap yang halus dan dengan menggunakan air hangat dan tidak menekan kulit telur. Hal ini dikawatirkan dapat merusak selaput pertahanan alami kulit telur dari bibit penyakit, karena kuman, bakteri, virus atau bibit penyakit yang mempunyai ukuran sangat kecil yang dapat menembus lapisan berpori pada dinding kulit PEMILIHAN TELUR TETAS yang benarTelur memiliki ukuran sama dengan bobot minimal 35 - 40 gram untuk jenis ayam lokal indonesia. Bentuk telur harus oval dan normal, apabila telur yang tidak normal tetap ditetaskan akan mengakibatkan posisi embrio tidak normal dan banyak telur yang tidak telur tetas yang baik digunakan Indeks telur sekitar 74 %. Angka ini diperoleh dari pembagian antara lebar dengan panjang telur dan dikalikan dengan 100%. telur yang baik adalah gambar telur yang B. Selain itu perhatikan juga Kulit / kerabang telur normal tidak terlalu tipis / lembek dan jangan retak, permukaan kulit halus dan rata. PENYIMPANAN TELUR TETAS yang benarPerlakuan sebelum telur tetas dimasukkan kedalam mesin penetas adalah mengumpulkan telur dan menyimpannya untuk beberapa hari saja dan disimpan alam keadaan yang sejuk dan kelembaban .adalah 15,5° C dan kelembaban udara 65 % penyimpanan telur tetasTetapi tidak dalam lemari es karena kelembaban lemari es dibawah 50%. Suhu yang rendah diperlukan untuk memperlambat perkembangan embrio sampai telur tetas siap untuk dimasukkan kedalam inkubator. Kemampuan daya tetas telur fertil masih baik jika penyimpanan sekitar 7 hari dan maksimum 10 hari. Selebihnya kemampuan telur tetas akan menurun dan setelah 3 minggu maka telur tersebut tidak ada yang menetas atau daya tetasnya 0%.FUMIGASI mesin tetasSanitasi atau pembersihan terhadap telur dan peralatan penetasan dapat menggunakan sistim fumigasi. fumigasi sangat penting kerana untuk mencegah telur yang akan ditetaskan terjangkit mikroba. Fumigasi dengan tingkat yang rendah tidak akan membunuh kuman dan bibit penyakit tetapi dengan pemberian dosis yang tinggi dapat membunuh embrio didalam telur, oleh kerana itu kita harus memperhatikan betul dosia yang akan digunakan. proses fumigasi pada mesin telur tetasBahan kimia yang dipakai adalah dalam proses fumigasi yaitu gas formaldehid yang dihasilkan dari campuran 5 gram potasium permanganat KMnO4 dengan 10 cc formalin % formaldehid untuk setiap meter kubik ruangan yang diletakkan dan disusun dalam lemari yang mempunyai sistim sirkulasi udara yang fumigasi adalah 20 menit dan setelah itu pintu lemari dibuka selama 1-2 jam sebelum dimasukkan kedalam mesin KERJA ALAT PENETASAN TELURAlat tetas pada hakekatnya adalah sebuah peti atau lemari dengan kontruksi penyimpan panas dengan besar suhu yang dapat diatur oleh operator yaitu manusia. Prinsip kerja alat penetas telur adalah sebagai berikut menempatkan telur ke dalam alat dengan posisi setepat-tepatnyamempertahankan suhu dalam ruanganmerotasikan permukaan telur dengan selang waktu yang tetap mengusahakan ventilasi yang sesuai untuk sirkulasi udara dalam alat mempertahankan kelembaban udara yang sesuai untuk perkembangan embrioSebelum telur dimasukan kedalam mesin pastikan suhu dalam ruangan mesin tetas mencapai 38ºC JADWAL KEGIATAN PENGELOLAAN PENETASAN TELUR AYAM Jadwal Kegiatan Sebagai Berikut yang dilakukan selama penetasan Hari –1 & 2 Mesin tetas tertutup rapat , suhu udara 101 ° F, kelembaban 55 %Hari – 3 Pembalikan telur tiga kali sehari hingga hari ke – 4 Pembalikan telur dan pendinginan selama 15 menit diluar mesin dilakukan hingga hari ke 17 . ventilasi dibuka ¼ bagian..Hari – 5 Ventilasi dibuka ½ – 6 Ventilasi dibuka ¾ – 7 Candling telur pertama yaitu meneropong telur apakah Kosong ,mati atau dibuka – 8 s/d 18 Kontrol air pada bak – 19 & 20Kontrol air kelembaban, kelembaban 65 %Hari – 21 Telur sudah DAN SYARAT-SYARAT KEBERHASILAN PENETASANSUHU DAN PERKEMBANGAN EMBRIOEmbrio ayam yang akan ditetaskan akan berkembang cepat selama suhu telur diatas 32,22°C. Setelah peletakkan telur dalam alat penetas, pembelahan sel segera berlangsung dan embrio akan terus berkembang selama suhunya tetap sehingga anak ayam berkembang sempurna dan ruang alat penetas harus sedikit di atas suhu telur ayam dengan kondisi buatan sedikit berbeda dengan suhu optimum telur untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Dari hari ke-1 sampai 18 diperlukan suhu ruangan penetasan antara 37°- 38°C, sedangkan hari ke -19 sampai penetasan, suhu diturunkan dengan selisih sekitar 0,55°- 1,11°C. Adapun suhu yang umum untuk penetasan telur ayam adalah sekitar 37°-38° yang harus diwaspadai selama penetasan dengan mesin normalan temperaturTemperatur terlalu tinggiPengoperasian incubator dengan temperature setinggi 41°C selama 30 menit dapat mematikan embrio ayam. Bila tidak mati dapat menyebabkan masalah di syaraf, hati, peredaran darah, ginjal, cacat pada kaki, kebutaan, dan persoalan lainnya yang menjadikan anak ayam cacat, lemah dan kemudian terlalu periode waktu yang tidak terlalu lama tidak terlalu mempengaruhi dalam embrio kecuali memperlambat perkembangannya untuk embrio muda. Hal yang sedikit berbeda jika hal ini terjadi pada embrio yang lebih tua karena pengaruhnya akan sedikit berkurang. untuk waktu yang agak lama maka hal ini mempengaruhi embrio dalam hal perkembangan organ-organnya sehingga tidak berkembang secara proporsional. Jika hal ini terjadi maka menyebabkan gangguan hati, peredaran darah, jantung atau perkembangan yang RUANGAN HUMIDITY MESIN TETASPengontrolan kelembaban udara dapat dilakukan dengan hygrometer. Hari ke 1 sampai ke 18 kelembaban nisbi yang diperlukan 55 % - 60 %, untuk hari berikutnya diperlukan 70 %. Dalam beberapa kasus, misal udara terlalu kering, diperlukan penambahan sponge busa pada nampan membantu menaikkan kelembaban udara. Bila kelembaban terlalu tinggi, diharuskan memperkecil nampan, mengurangi luas permukaan misal ditutup dengan aluminium foil. Membuka tutup incubator harus dilakukan sesedikit mungkin karena kelembaban udara akan hilang. Pada saat 3 hari menjelang penetasan tidak diperlukan campur tangan manusia Incubator tidak boleh dibuka menjaga temperature dan kelembaban udara pada posisi 70% - 80%. Kelembaban rendah akan menyebabkan anak ayam sulit memecah kulit telur karena lapisannya menjadi keras dan anak ayam melekat / lengket di selaput bagian dalam telur dan mati. Kelembaban terlalu tinggi akan menyebabkan anak ayam sulit memecah kulit telur atau kalaupun kulit telur dapat dipecahkan maka anak ayam tetap berada didalam telur dan mati tenggelam dalam cairan yang ada dalam telur itu sendiri. VENTILASI MESIN TETASVentilasi dalam mesin tetas merupakan aspek pentingDidalam telur ada embrio yang bernafas Dalam perkembangannya dan memerlukan Oksigen serta membuang CO2. Dalam operasi mesin penetas, lebar lubang ventilasi harus diatur cukup sirkulasi udara Memperhatikan penurunan tingkat kelembaban lubang ventilasi mesin tetas yang benarPada penempatan awal telur, ventilasi harus dalam keadaan tertutup, Pada hari keempat ventilasi dibuka 1/3 bagianpada hari keenam ventilasi dibuka ¾ bagian, pada hari kesembilan dibuka PANAS MESIN TETASSumber panas harus bebas dari gangguan selama proses penetasan berlangsung. Sumber panas yang dapat digunakan yaitulampu pijar, heater lampu minyak tanahAir pada mesin tetasBerfungsi mengatur kelembaban di dalam ruang penetasan sebagai penentu keberhasilan penetasan. Air untuk penambahan dalam wadah haruslah air hangat dengan suhu 40 °C supaya kondisi suhu dalam ruang penetasan PADA MESIN TETASOperator adalah faktor manusiaBertugas memfasilitasi alat penetas, mencatat perkembangan harian pada telur serta alat penetas telur seperti suhu, kelembaban, waktu tetas, dan jumlah telur fertil dan infertil, perkiraan waktu tetas, dan jumlah telur yang menetas sebagai bahan perbandingan pelaksanaan penetasan TELUR PADA MESIN TETASTujuan untuk meratakan panas di permukaan telur, mencegah pelekatan embrio pada kulit telur mencegah melekatnya yolk kuning telur dan allantois tali pusar pada akhir setter Dilakukan 18 hari pertama sesudah telur dimasukan ke dalam alat penetas dan berhenti 3 hari sebelum telur menetas. Pada 3 hari sebelum waktu menetas, telur-telur harus dipindahkan ke hatcher. Pemutaran dilakukan dengan menggerakan nampan setter membentuk sudut sebesar 40°- 45° selama 3 jam ayam DOC = Day Old Chick mulai menetas pada usia penetasan ke 20 dan 21 hari pada keadaan mesin penetasan yang bekerja normal dan sesuai prosedur. Anak ayam yang menetas setelah waktu itu atau setelah hari ke 22 biasanya tidak sehat atau TELUR CANDLINGBerfungsi melihat fertilitas telur, menentukan luas ruang udara, menentukan perbandingan yolk kuning telur dan albumen putih telur, dan mengetahui perkembangan embrio pada saat penetasan. Embrio telur yang tidak berkembang perlu dikeluarkan karena penetasannya meragukanAlat melihat fertilitas telur disebut teropong telur atau tester atau ini mudah dibuat dengan cara menempatkan bohlam lampu dalam sebuah kotak atau silinder yang dapat terbuat dari segala macam jenis baik kayu ataupun yang MEMBUAT CANDLERCara membuatnya dengan memanfaatkan barang bekas hair dryer, buka dan buang / putuskan kabel yang menuju ke elemen dan kipas. Bagian dalam diberikan fitting lampu dan sebuah bohlam lampu 5 watt yang cukup menggunakannya adalah dengan menyalakan bohlam lampu pada ruang gelap dan melalui lubang yang ada pada bagian atasnya diletakan telur yang akan dilihat dengan cara menempelkan bagian bawah telur bagian yang lebih tajam dari telur ke lubang dan melihat perkembangan yang ada di dalam telur. MELAKUKAN CANDLING telur tetasPertama, dilakukan pada hari ke-5 sampai ke-7, berfungsi untuk menentukan fertilitas telur, menentukan embrio yang mati, dan mengeluarkan yang infertile untuk kemudian ayam usia 1-6 hariembrio ayam usia 7-12 hariKedua, dilakukan pada hari ke-13 dan ke-14, berfungsi untuk menentukan atau memeriksa kembali telur yang diragukan pada pemeriksa pertama, melihat perkembangan embrio, dan mengeluarkan telur yang mati atau ayam usia 13-18 hariKetiga, di lakukan pada hari ke-17 dan ke-18, yang berfungsi untuk melihat embrio yang mati dan harus segera di keluarkan. Pada peneropongan ketiga ini, gerakan embrio sudah aktifembrio usia 19-21 hariSetelah menetas, anak ayam dibiarkan beberapa jam didalam mesin incubator sampai kering sempurna. Hal ini dapat dilihat dengan telah lepasnya bulu-bulu halus yang menyertai anak ayam waktu menetas dan berganti dengan bulu lembut yang menutupi sempurna seluruh tubuh anak ayam tersebut. Selanjutnya anak ayam tersebut dipindahkan ke tempat lain misal chickguard atau kandang box dengan diberikan makanan dan minuman. Makanan cukup diberikan dilantai kandang atau pada nampan yang rendah dengan jenis butiran halus agar anak ayam dapat mulai belajar tempat minuman dimasukan gundu atau kerikil kecil agar anak ayam tidak sampai tenggelam MESIN TETAS/INCUBATORMesin inkubatornya dapat dimatikan dan dibersihkan dari bulu-bulu halus, pecahan pecahan kulit telur atau yang lainnya disemprot dengan bahan desinfektan atau dilakukan prosedur fumigasi. Sanitasi yang baik untuk mesin inkubator penting untuk menjamin kebersihan dari bibit bibit penetasan selain didukung oleh ke empat faktor yaitu umur induk ,kualitas telur tetas , mesin penetas / inkubator dan pengelolaan penetasan. Tetapi yang lebih utama adalah faktor manusia sebagai pengelola yang memegang kunci keberhasilan penetasan, dimana harus memiliki ketekunan , keuletan dan disiplin yang kawan kawan ingin download materi powerpoin panduan menetaskan telur dengan mesin tetas ini bisa download mateinya ini disini selain itu kawan juga bisa membaca cara inseminasi buatan pada unggas Hubungi: 0838.5633.8213 (Axis) Penetas Telur Dengan Lampu prosentase keberhasilan insya Alloh di atas 80% bila mengikuti buku panduan Thursday, 2 September 2021 - Open 24 Hours NON STOP ! Mesin Penetas - Mesin Penetas Telur - Penetas Telur - Alat Penetas TelurThe purpose of this study was to design and implement a duck egg incubator. An egg incubator is a machine that functions to take over the incubation task of a duck mother in incubating fertilized eggs from the result of crossing or mating with a male. The existing incubators work in temperature control, reversing the egg racks, but do not use an egg informing system that has been hatched. In designing this duck egg incubator based on Arduino as a controller. The temperature used must be measured by the resistance of the space or the approximate resistance of the eggs to hatch. The microcontroller used is the ATMega328 integrated on the Arduino Uno, temperature sensor, humidity sensor, humidity control system and other supporting components using Arduino. The test was carried out by comparing the DS18B20 temperature sensor with a Thermometer with an error difference of The result of this research is the device can control the temperature not exceeding 39 ° C for hatching eggs. The device has 2 usage buttons, namely a start button green to perform hatching day calculations and a reset button red to stop hatching day calculations. The day variable that has been running is still stored in the microcontroller EEPROM Electrically Erasable Programmable Read-Only Memory so that if there is a disconnection or loss of a voltage power source such as a power failure and so on. The 12VDC fan on the device turns on every 30 minutes and goes out for the next 30 minutes Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA Volume 5, Nomor 2, April 2021, Page 431-438 ISSN 2614-5278 media cetak, ISSN 2548-8368 media online Available Online at DOI Iwan Purnama, Copyright ©2021, MIB, Page 431 Submitted 05/02/2021; Accepted 20/02/2021; Published 25/04/2021 Mesin Penetas Telur Menggunakan Microcontroller ATMega328 Berbasis Arduino Iwan Purnama1,2,*, Ambiyar2, Fahmi Rizal2, Unung Verawardina2, Sutrino Dwi Raharjo1, Abdul Karim3 1 Fakultas Sains dan Teknologi, Prodi Teknologi Informasi, Universitas Labuhanbatu, Rantauprapat, Indonesia 2 Fakulas Teknik, Prodi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Negeri Padang, Padang, Indonesia 3 Prodi Teknik Informatika, Universitas Budi Darma, Medan, Indonesia Email 1,*Iwanpurnama2014 2ambiyar 3fahmi 4unungverawardina 5sutrinodwiraharjo 6abdkarim6 Email Penulis Korespondensi iwanpurnama2014 Abstrak−Tujuan penelitian ini adalah merancang dan mengimplementasikan alat penetas telur bebek. Mesin penetas telur merupakan mesin yang berfungsi untuk mengambil alih tugas mengerami dari seekor induk bebek dalam mengerami telur-telur yang dibuahi dari hasil persilangan atau perkawinan dengan pejantan. Mesin penetas yang ada bekerja dalam pengontrolan suhu, pembalikan rak telur, tetapi tidak menggunakan sistem penginformasian telur yang telah menetas. Dalam perancangan alat penetas telur bebek ini berbasis Arduino sebagai kontroler. Suhu yang digunakan harus diukur melalui ketahanan ruang atau pun ketahanan kira-kira telur tersebut menetas. Mikrokontroler yang digunakan adalah ATMega328 terintegrasi pada Arduino Uno, sensor suhu, sensor kelembaban, sistem pengatur kelembaban serta komponen pendukung lainnya dengan menggunakan Arduino. Pengujian dilakukan dengan melakukan perbandingan sensor suhu DS18B20 dengan Thermometer dengan selisih eror 0,15. Hasil dari penelitian ini adalah Perangkat dapat mengontrol suhu tidak melebihi dari 39 °C untuk melakukan penetasan telur. Perangkat memiliki 2 tombol penggunaan, yaitu yaitu tombol start hijau untuk melakukan perhitungan hari penetasan dan tombol reset merah untuk menghentikan perhitungan hari penetasan. Variabel hari yang telah berjalan tetap tersimpan di dalam EEPROM Electrically Erasable Programmable Read-Only Memory mikrokontroler sehingga jika terjadi pemutusan atau hilangnya sumber daya tegangan seperti mati listrik dan lain sebagainya. Kipas 12VDC pada perangkat menyala setiap 30 menit dan padam pada 30 menit berikutnya. Kata Kunci Mesin Penetas Telur; ATMega328; Arduino; Mikrokontroller Abstract−The purpose of this study was to design and implement a duck egg incubator. An egg incubator is a machine that functions to take over the incubation task of a duck mother in incubating fertilized eggs from the result of crossing or mating with a male. The existing incubators work in temperature control, reversing the egg racks, but do not use an egg informing system that has been hatched. In designing this duck egg incubator based on Arduino as a controller. The temperature used must be measured by the resistance of the space or the approximate resistance of the eggs to hatch. The microcontroller used is the ATMega328 integrated on the Arduino Uno, temperature sensor, humidity sensor, humidity control system and other supporting components using Arduino. The test was carried out by comparing the DS18B20 temperature sensor with a Thermometer with an error difference of The result of this research is the device can control the temperature not exceeding 39 ° C for hatching eggs. The device has 2 usage buttons, namely a start button green to perform hatching day calculations and a reset button red to stop hatching day calculations. The day variable that has been running is still stored in the microcontroller EEPROM Electrically Erasable Programmable Read-Only Memory so that if there is a disconnection or loss of a voltage power source such as a power failure and so on. The 12VDC fan on the device turns on every 30 minutes and goes out for the next 30 minutes. Keywords Egg Incubators; ATMega328; Arduino; Microcontroller 1. PENDAHULUAN Seiring perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang sangat cepat di Indonesia ini berdampak pada tingkat konsumsi masyarakat yang meningkat, pada khususnya akan kebutuhan daging unggas maupun telurnya yang kaya akan sumber protein yang utama[1]. Hal ini harus diimbangi dengan persedian yang cukup untuk memenuhi ketersediaan pangan sehingga ketahanan pangan yang mengandung protein tinggi tetap terpenuhi. Salah satu jalan untuk mengatasinya yaitu dengan menggantikan peran mesin penetas telur konvensional yang ditingkatkan kemampuannya menjadi mesin penetas telur yang otomatis sehingga dalam proses penetasan telur menjadi lebih mudah, hemat dan praktis dengan hasil penetasan yang lebih baik. Alat penetas telur adalah ruangan tertutup yang dipanasi dengan aliran listrik atau pemanas buatan lainnya yang dipakai untuk mengerami dan menetaskan telur. Pengeraman dengan alat penetas dilakukan oleh peternak biasanya karena telur yang ditetaskan relatif banyak. Peternak yang bermodal besar biasanya lebih memilih menggunakan alat penetas karena lebih efektif dan efisien. Biasanya alat penetas telur dilengkapi dengan pemanas, pemutar telur, dan sensor suhu sehingga suhu yang terdapat pada alat penetas telur dapat distabilkan. Penetasan telur menjadi popular ditingkat peternakan kecil dan menengah dan bahkan ditingkat rumah tangga untuk dijadikan jenis petelur, pedaging untuk menghasilkan unggasunggas yang cantik untuk dipelihara sebagai bahan peliharaan. Akan tetapi para peternak sampai saat ini masih banyak yang menggantungkan untuk mendapatkan telur yang berkulitas dari hasil persilangan telur-telur unggul dan murni dari breeder perusahaan penetasan telur. Dari semua tahap-tahap penetasan telur ada 5 poin utama yang harus diperhatikan pada inkubator mesinpenetas telur , yaitu 1. Suhu Temperatur JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA Volume 5, Nomor 2, April 2021, Page 431-438 ISSN 2614-5278 media cetak, ISSN 2548-8368 media online Available Online at DOI Iwan Purnama, Copyright ©2021, MIB, Page 432 Submitted 05/02/2021; Accepted 20/02/2021; Published 25/04/2021 2. Kelembaban udara Humidity 3. Ventilasi Ventilation 4. Kebersihan Cleanlinnes Penelitian tentang alat penetas telur pernah dilakukan oleh [2], penelitian tersebut merancang alat penetas telur menggunakan temperatur dan kelembaban menggunakan sensor DHT11. Untuk pemanas penetas digunakan 4 buah lampu dengan daya 20 penetas juga dilengkapi dengan 1 buah kipas untuk sirkulasi udara. Mesin tetas yang memiliki kapasitas 2 rak ini dapat menampung 140 butir telur, sehingga bisa didapatkan telur ayam dalam jumlah banyak dalam waktu bersamaan. Hasil yang diperoleh dari 8 telur ayam yang ditetaska yaitu 6 ayam menetas dan 2 gagal, sehingga persentase keberhasilannya 75 %. Arduino adalah sebuah sebuah tool atau papan elektronik yang dilengkapi dengan software open source yang menggunakan keluarga mikrokontroler ATMega dan berfungsi sebagai pengendali mikro single-board[3]. Arduino sudah dimanfaatkan untuk sistem kendali air[4], sistem kontrol dengan handphone [5], sistem kontrol peralatan listrik berbasis web[6], sistem kendali lampu rumah [7], sistem kontrol listrik prabayar [8], sistem kontrol suhu[9], Sistem kontrol penerangan[10] dan lainnya. Selanjutnya pada [11], merancang sistem pengendalian suhu otomatis menggunakan arduino sebagai pengendali utamanya. Sensor suhu dan kelembaban menggunakan DHT22 pada kandang ayam dan driver motor L298 sebagai driver motor DC dan menggunakan logika fuzzy. Peranan fuzzylogic pada pengendalian suhu kandang ayam yaitu untuk mengatur PWM lampu supaya suhu pada kandang ayam tetap terjaga pada nilai set point yang diberikan. Pada perancangan sistem pengendalian suhu kandang ayam ini hasil yang didapat untuk mendapatkan nilai set point cukup lama sekitar 15 menit dikarenakan pemanas atau heater memiliki watt yang kecil. 2. METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan membahas tentang metode penelitian. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi alat penetas telur bebek berbasis Arduino menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain a. Pengaturan Suhu Temperatur b. Pengaturan Kelembaban Udara Humidity dan Ventilasi Ventilation c. Kebersihan Cangkang Telur Strategi Pemecahan Masalah Ada beberapa permasalahan yang terjadi dalam perancangan dan implementasi alat penetas telur bebek berbasis arduino, maka dibutuhkan solusi atau pemecahan masalah, antara lain a. Pengaturan suhu inkubator menggunakan lampu pijar 12 VDC yang dapat dikendalikan hidup/mati untuk menjaga suhu inkubator, jika suhu melebihi batas normal, maka lampu dipadamkan dan sebaliknya. b. Untuk mengatur kelembaban, bagian bawah inkubator diletakkan wadah berisi air dan sistem ventilasi menggunakan kipas 12 VDC untuk sirkulasi udara. c. Sebelum masuk kedalam inkubator, telur dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang menempel untuk meningkatkan keberhasilan penetasan Analisis Kebutuhan Perangkat Keras Dalam perancangan dan implementasi alat penetas telur bebek berbasis arduino, membutuhkan Tabel 1. Alat dan Kebutuhan Perangkat Keras Hardware Perangkat keras hardware interface yang mempunyai spesifikasi minimal yaitu Intel Core i3; Processor 2,20 GHz, Hard disk 320 GB, RAM 2 GB, Monitor LCD 14“ serta Keyboard dan Mouse Mikrokontroler adalah mikroprosesor yang dikhususkan untuk instrumentasi dan kendali. Mikroprosesor merupakan suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus. Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efesiensi dan efiktifitas biaya[12]. Mikrokontroler merupakan suatu IC yang di dalamnya berisi CPU, ROM, RAM, dan I/O. Dengan adanya CPU tersebut maka mikrokontroler dapat melakukan proses berfikir berdasarkan program yang telah diberikan JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA Volume 5, Nomor 2, April 2021, Page 431-438 ISSN 2614-5278 media cetak, ISSN 2548-8368 media online Available Online at DOI Iwan Purnama, Copyright ©2021, MIB, Page 433 Submitted 05/02/2021; Accepted 20/02/2021; Published 25/04/2021 kepadanya. Mikrokontroler banyak terdapat pada peralatan elektronik yang serba otomatis, mesin fax, dan peralatan elektronik lainnya. Mikrokontroler dapat disebut pula sebagai komputer yang berukuran kecil yang berdaya rendah sehingga sebuah baterai dapat memberikan daya[13]. Arduino adalah sebuah komputer kecil yang dapat diprogram sebagai input dan output dengan bantuan alat sebagai hasilnya. Arduino pertama kali ditemukan pada tahun 2005 oleh Massimo Banzi dan David Cuartielles yang mencoba membuat sebuah proyek untuk membuat perangkat untuk mengendalikan dari proyek yang dibuat oleh mahasiswa pada waktu itu dengan harga yang lebih murah dari harga perangkat yang tersedia pada saat itu[14]. Mikrokontroler yang dipakai pada penelitian ini adalah ATmega328. Mikrokontroler ATmega328 yang dikonversi menjadi sebuah modul Arduino UNO melalui proses burn bootloader. Burn bootloader adalah proses pengisian suatu program operasi atau yang disebut dengan bootloader pada sebuah mikrokontroler, sehingga dapat difungsikan seperti modul Arduino[15]. Sensor suhu DS18B20 adalah Sensor suhu yang menggunakan interface one wire, sehingga hanya menggunakan kabel yang sedikit dalam instalasinya. Uniknya sensor ini bias dijadikan parallel dengan satu input. Artinya kita bisa menggunakan Sensor ds18b20 lebih dari satu namun output sensornya hanya dihubungkan ke satu Pin Arduino. Alasan ini membuat Sensor ini banyak digunakan apalagi Sensor ini memiliki tipe waterproof, sehingga Sensor ini bisa kita buat sebagai alat ukur dan kontrol pemanas air[16]. Sensor SHT 11 merupakan sensor single chip dari sensirion yang dapat mendeteksi suhudengan range -40°C -40°F sampai dengan + dan kelembaban relatif suatu ruang atau tempat dari 0%RH sampai 100%RH dengan respon waktu 50 ms. Sensor ini memilki akurasi pengukuran suhu hingga +/ pada suhu 25°C dan akurasi pengukuran kelembaban relatif hingga +/ SHT11 merupakan modul sensor suhu dan kelembaban relatif dari Sensirion yang dapat digunakan sebagai alat pengindera suhu dan kelembaban dalam aplikasi pengendali atau pemantauan suhu dan kelembaban relatif ruangan. Desain Sistem Secara garis besar, perancangan alat penetas telur bebek ini terdiri dari Arduino, LCD 16x2, Module RTC DS1302, Sensor DS18B20 Temperature Probe Water Proof, Button, Sensor Kelembaban SHT11, Driver Lampu, Driver Kipas, Lampu 12 VDC, Kipas 12 VDC, serta Adaptor 12 VDC. Diagram blok dari perancangan alat penetas telur bebek ini ditunjukkan pada gambar 1. Gambar 1. Diagram Blok Rangkaian Perancangan System Perancangan alat penetas telur bebek berbasis arduino ini terdiri dari 2 bagian perancangan, yaitu perancangan secara elektronik dan perancangan secara mekanik. a. Perancangan LCD 16x2 JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA Volume 5, Nomor 2, April 2021, Page 431-438 ISSN 2614-5278 media cetak, ISSN 2548-8368 media online Available Online at DOI Iwan Purnama, Copyright ©2021, MIB, Page 434 Submitted 05/02/2021; Accepted 20/02/2021; Published 25/04/2021 Rangkaian LCD berfungsi untuk menampilkan data berupa waktu tanggal dan jam dan suhu aktual yang ada di dalam inkubator tersebut. Rangkaian LCD dapat dilihat pada gambar II berikut Gambar 2. Perancangan Rangkaian LCD 16x2 pada Arduino b. Perancangan Rangkaian LCD 16x2 pada Arduino Untuk pembacaan suhu, sensor menngunakan protokol 1 wire communication. DS18B20 memilki 3 pin yang terdiri dari +5V, Ground dan Data Input/ sensor DS18B20 beroperasi pada suhu -55º celcius hingga +125º celcius. Keunggulan DS18B20 yaitu output berupa data digital dengan nilai ketelitian celcius selama kisaran temperature 10º celcius sampai + 85º celcius hingga mempermudah pembacaan oleh mikrokontroller. Dalam pemograman DS18B20, terdiri atas library dan Gambar 3. Perancangan Rangkaian BS18B20 c. Perancangan Sensor Kelembaban SHT11 DHT11 termasuk sensor yang memiliki kualitas terbaik, dinilai dari respon, pembacaan data yang cepat, dan kemampuan anti-interference. Ukurannya yang kecil, dan dengan transmisi sinyal hingga 20 meter, membuat produk ini cocok digunakan untuk banyak aplikasi-aplikasi pengukuran suhu dan kelembaban. Gambar 4. Perancangan Rangkaian SHT11 d. Flowchart Agar dapat melihat struktur jalannya program maka dibuat flowchart diagram alur. Flowchart digunakan sebagai dasar acuan dalam membuat program. Struktur program akan lebih mudah dibuat atau didesain. Selain itu juga jika terdapat kesalahan akan lebih mudah untuk mendeteksi letak kesalahannya serta untuk lebih memudahkan dalam menambahkan instruksiinstruksi baru pada program jika nantinya terjadi pengembangan pada struktur programnya. Berikut adalah flowchart dari perancangan dan implementasi alat penetas telur bebek berbasis arduino JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA Volume 5, Nomor 2, April 2021, Page 431-438 ISSN 2614-5278 media cetak, ISSN 2548-8368 media online Available Online at DOI Iwan Purnama, Copyright ©2021, MIB, Page 435 Submitted 05/02/2021; Accepted 20/02/2021; Published 25/04/2021 Gambar 5. Flowchart Perancangan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun hasil dari pengujian yang dilakukan adalah perangkat elektronik yang dibuat atau dirancang dan diprogram dengan menggunakan aplikasi Arduino IDE. 1. Pengujian Hardware Setelah semua rangkaian yang telah selesai dirancang pada perancangan dan implementasi alat penetas telur bebek berbasis arduino, kemudian dilakukan penyatuan semua rangkaian yang telah selesai. Berikut adalah gambar hasil dari perancangan sistem eletronik ditunjukan oleh gambar 6 di bawah ini Gambar 6. Keseluruhan dari Hardware Elektronik JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA Volume 5, Nomor 2, April 2021, Page 431-438 ISSN 2614-5278 media cetak, ISSN 2548-8368 media online Available Online at DOI Iwan Purnama, Copyright ©2021, MIB, Page 436 Submitted 05/02/2021; Accepted 20/02/2021; Published 25/04/2021 2. Pengujian Rangkaian Sensor Suhu DS18B20 Pengujian bagian Sensor Suhu DS18B20 ini dilakukan dengan melakukan pengukuran dan perbandingan menggunakan thermometer, dalam hal ini digunakan thermometer ruangan. Hasil dari pengujian dan pengukuran ditunjukan pada tabel di bawah ini Gambar 7. Hasil Sensor Suhu DS18B20 Tabel. 2 Perbandingan Pengukuran Suhu DS18B20 dengan Thermometer Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa error dari sensor suhu DS18B20 dengan thermometer ruangan memiliki selisih error sebesar ± °C pada 10 kali pengujian n. Hasil pengujian secara jelas dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini. Terlihat hasil kedua pengujian hampir sama dengan selisih nilai pengukuran yang kecil. Kesimpulan dari pengujian ini adalah sensor suhu DS18B20 dapat dinyatakan akurat jika dibandingkan dengan pengukuran melalui thermometer ruangan. Gambar 8. Grafik Perbandingan Suhu JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA Volume 5, Nomor 2, April 2021, Page 431-438 ISSN 2614-5278 media cetak, ISSN 2548-8368 media online Available Online at DOI Iwan Purnama, Copyright ©2021, MIB, Page 437 Submitted 05/02/2021; Accepted 20/02/2021; Published 25/04/2021 Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah perangkat penetasan telur bekerja sesuai dengan logika program. Logika program pertama adalah penyesuaian suhu perangkat agar tidak melebih dari 39°C. Jika suhu lebih besar dari 39°C, maka perangkat akan otomatis menonaktifkan lampu 12VDC untuk tidak menambah suhu perangkat. Jika suhu optimal atau suhu di bawah atau sama dengan dari 39°C, maka lampu 12VDC akan menyala untuk menambah suhu perangkat. Gambar 9. Keadaan Suhu ≤ 39 °C Logika program berikutnya adalah pengoperasian kipas 12VDC setiap 30 menit sekali untuk menjaga kelembaban perangkat Logika program berikutnya adalah perhitungan hari. Perangkat dilengkapi dengan 2 tombol, yaitu tombol start hijau dan tombol reset merah. Jika tombol hijau ditekan, maka perangkat akan menghitung hari dimulai dengan hari pertama [Date of Egg 1] pada LCD 16x2. Jika jam menunjukan pukul maka variabel perhitungan hari bertambah menjadi 2, dan seterusnya. Data perhitungan hari akan disimpan didalam EEPROM. Jika hari sudah memasuki hari ke 28, perangkat akan berada dalam keadaan stanby atau tetap menyesuaikan suhu tetapi tidak menghitung hari lagi. Gambar 10. Hasil Uji Sensor Kelembaban SHT11 Setelah dilakukan pengujian perangkat penetasan telur hingga hari ke-20. Pengujian pertama dihasilkan telur tidak berkembang dan pengujian dinyatakan gagal dikarenakan telur tidak steril atau telur yang tidak dibuahi sehingga tidak dapat menetas. 4. KESIMPULAN Dari perancangan dan implementasi alat penetas telur bebek berbasis arduino kemudian dilakukan pengujian dan analisanya beberapa kesimpulan seperti Perangkat dapat mengontrol suhu tidak melebihi dari 39 °C untuk melakukan penetasan telur. Perangkat memiliki 2 tombol penggunaan, yaitu yaitu tombol start hijau untuk melakukan perhitungan hari penetasan dan tombol reset merah untuk menghentikan perhitungan hari penetasan. Variabel hari yang telah berjalan tetap tersimpan di dalam EEPROM Electrically Erasable Programmable Read-Only Memory mikrokontroler sehingga jika terjadi pemutusan atau hilangnya sumber daya tegangan seperti mati listrik dan lain sebagainya. Kipas 12VDC pada perangkat menyala setiap 30 menit dan padam pada 30 menit berikutnya. Kapasitas telur pada perangkat sebanyak 10 butir telur. Perangkat tetap dapat bekerja menyesuaikan suhu dan kelembaban walaupun setelah 28 hari waktu waktu perhitungan penetasan normal. Perangkat penetas telur bebek berbasis arduino bekerja menggunakan power supply 12 VDC 5A. Waktu pengujian cukup lama, yaitu membutuhkan 28 hari hingga telur menetas. Dibutuhkan setup time waktu yang dibutuhkan untuk perangkat dapat menyesuaikan suhu yang sesuai minimal 24 jam sebelum digunakan. JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA Volume 5, Nomor 2, April 2021, Page 431-438 ISSN 2614-5278 media cetak, ISSN 2548-8368 media online Available Online at DOI Iwan Purnama, Copyright ©2021, MIB, Page 438 Submitted 05/02/2021; Accepted 20/02/2021; Published 25/04/2021 UCAPAN TERIMAKASIH Terima kasih kepada Universitas Labuhanbatu ULB, Universitas Negeri Padang UNP dan para pihak yang telah banyak membantu sehingga penelitian dapat diselesaikan dan artikel ini dapat diterbitkan. REFERENCES [1] A. Herawan and A. Fauzi, “Detektor Sensor Sht11 Sebagai Monitoring Suhu Dan Kelembaban Ruang Berbasis Mikrokontroler Atmega16a Di-Smart Avr System,” Setrum Sist. Kendali-Tenaga-Elektronika-Telekomunikasi-Komputer, vol. 7, no. 1, p. 36, 2018, doi [2] R. Hartono, M. Fathuddin, and A. Izzuddin, “Perancangan dan Pembuatan Alat Penetas Telur Otomatis Berbasis Arduino,” Energy, vol. 7, no. 1, pp. 30–37, 2017. [3] B. Kusumo and N. Azis, “Rancang Bangun Alat Penyiram Sayuran Hidroponik Menggunakan Arduino Mega 2560,” vol. 5, pp. 124–128, 2021, doi [4] Z. Lubis et al., “Kontrol Mesin Air Otomatis Berbasis Arduino Dengan Smartphone,” Cetak Bul. Utama Tek., vol. 14, no. 3, pp. 1410–4520, 2019. [5] A. W. Purwandi, “Sistem Kendali Jarak Jauh Dengan Handphone Menggunakan Pengenal Suara Microsoft Sapi J. ELTEK, vol. 11, no. 01, pp. 1693–4024, 2013. [6] M. Khairul, A. Rosa, A. Surapati, and B. J. P. Sanjaya, “Monitoring dan Kendali Peralatan Listrik Rumah Berbasis Web Freehosting,” Semin. Nas. Inov., p. 2018, 2018, [Online]. Available [7] Q. Nada, A. Rahman, J. Teknik, F. Teknik, and U. S. Kuala, “Rancang Bangun Sistem Kendali Lampu Jarak Jauh Berbasis Arduino Uno dan Ethernet Shield.” [8] D. Risqiwati, “Rancang Bangun Sistem Monitoring Listrik Prabayar dengan Menggunakan Arduino Uno,” Kinetik, vol. 1, no. 2, 2016, doi [9] D. Prihatmoko, “Perancangan Dan Implementasi Pengontrol Suhu Ruangan Berbasis Mikrokontroller Arduino Uno,” Simetris J. Tek. Mesin, Elektro dan Ilmu Komput., vol. 7, no. 1, p. 117, 2016, doi [10] B. Bin Dahlan, “Sistem Kontrol Penerangan Menggunakan Arduino Uno Pada Universitas Ichsan Gorontalo,” Ilk. J. Ilm., vol. 9, no. 3, pp. 282–289, 2017, doi [11] S. P. D. Hernanto and N. Az, “Perancangan Sistem Pengendalian Suhu Kandang Ayam Dengan Logika Fuzzy,” J. Maest., vol. 2, no. 1, pp. 241–245, 2019. [12] Ade Septryanti and Fitriyanti, “Berbasis Mikrokontroler Arduino Menggunakan,” Ranc. Bangun Apl. Kunci Pintu Otomatis Berbas. Mikrokontrol Arduino Menggunakan Smartphone Android, vol. 2, no. 2, pp. 59–63, 2017, [Online]. Available [13] E. W. S. Budianto, Ramadiani, and A. H. Kridalaksana, “Kelembaban Kandang Ayam Boiler Berbasis Mikrokontroler Atmega328,” Pros. Semin. Nas. Ilmu Komput. dan Teknol. Inf., vol. 2, no. 2, pp. 70–73, 2017. [14] K. Fatmawati, E. Sabna, and Y. Irawan, “Rancang Bangun Tempat Sampah Pintar Menggunakan Sensor Jarak Berbasis Mikrokontroler Arduino,” Riau J. Comput. Sci., vol. 6, no. 2, pp. 124–134, 2020. [15] I. M. N. Suardiana, I. R. Agung, and P. Rahardjo, “Rancang Bangun Sistem Pembacaan Jumlah Konsumsi Air Pelanggan Pdam Berbasis Mikrokontroler Atmega328 Dilengkapi Sms,” Maj. Ilm. Teknol. Elektro, vol. 16, no. 1, pp. 31–40, 2017, doi [16] M. Imam and E. Apriaskar, “PENGENDALIAN SUHU AIR MENGGUNAKAN SENSOR SUHU DS18B20 Computer Science / Industrial Engineering / Mechanic Engineering / Civil Engineering Computer Science / Industrial Engineering / Mechanic Engineering Civil Engineering,” vol. 06, no. 01, pp. 347–352, 2019. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this PrihatmokoIndonesia merupakan negara berkembang yang penduduknya banyak bergerak di bidang pertanian dan industri kecil. Untuk itu pengembangan teknologi di bidang industri kecil perlu ditingkatkan untuk menghasilkan terobosan terobosan baru. Sebagai contoh perkembangan teknologi piranti piranti digital seperti mikrokontroler. Pemanfaatan mikrokontroler akan banyak membawa dampak pada kemudahan dan efektivitas kerja. Sebagai contoh rancang bangun sistem kontrol suhu ruang akan sangat bermanfaat pada proses kegiatan bekerja para pegawai industri dan perkantoran menengah yang efisien. Studi ini mengajukan perancangan simulasi sistem kontrol suhu dan beserta implementasinya berupa prototype sistem kontrol suhu ruangan menggunakan mikrokontroller arduino. Sistem kontrol suhu ini dilengkapi dengan kemampuan untuk mengontrol suhu ruangan yang dapat ditampilkan di LCD. Metode perancangan sistem dimulai dari kajian arsitektur sistem, perencanaan sistem kontrol suhu, dan pembuatan prototype sistem kontrol suhu. Penelitian ini menghasilkan prototype sistem kontrol suhu yang dilengkapi dengan fitur penampil suhu dengan LCD, sehingga suhu ruangan akan tertampil di LCD, apabila suhu tertampil diluar batas maksimum maka akan menghidupkan pendingin ruangan dan pendingin akan mati jika suhu berada dibawah batas minimum. Sistem ini bekerja dengan menggunakan beberapa perangkat diantaranya arduino, sensor suhu, pendingin, dan penampil Suhu LCD. Kata kunci arduino, sistem kontrol suhu, simulasi kontrol suhu proteus. Nanang EndriatnoThe application of technology by modifying mechanical devices into automatic tools is one approach to facilitate human work so that it can work effectively and efficiently. The application can be applied to the trash by applying electronic technology that allows the device to open and close automatically. The purpose of this research is to make a smart trash can. The method developed in the trash can is to use a microcontroller, ultrasonic sensor, servo motor, and a drive mechanism to open the garbage cover automatically, making it easier when disposing of garbage. Based on the tests carried out, it can be concluded that the design of the trash can using ultrasonic sensors, servo motors based on the Arduino microcontroller, and the mechanical drive system can produce the required output according to the design. The ultrasonic sensor and its mechanical system can function very well according to the plan. The test method shows that there is no difference between the programmed sensor reading distance and the sensor reading distance, with a minimum and maximum sensor distance of 10-60 cm. The programming and mechanical system for opening the garbage cover can be designed with an opening angle of 5°-65° and an opening speed of s with a variation of the closing holding time of 1-5 s, indicating that the servo motor and its mechanical system can function properly. according to the program KusumoNur AzisActivities suitable for planting with hydroponic systems in the midst of covid 19 pendemi are in great demand by utilizing limited land. One of the elements in suitable planting activities is water, because 70 percent of the molecules in plants are water. Water serves as the raw material of plants in the process of photosynthesis and can also keep plant moisture from withering. Currently the method of watering plants is still done manually by checking the condition of the soil, if the soil condition is dry then the new water pump is turned on for watering. But the method is considered less effective because it requires farmers to do regular checks and should not forget so that the soil does not dry so that the plants do not wither. To answer these problems in this study want to provide certainty how the plant gets enough water. One of the efforts that can be done is to make an automatic watering tool that without having to take time so as to give an efficient impact. The tool is made using Arduino Mega 2560 Components that serve as controllers in the watering system with the help of smartphones for remote Bin DahlanDalam kehidupan sehari-hari, sadar atau tanpa kita sadari kita terus bertemu dengan suatu perangkat atau peralatan yang kerjanya terkendali secara otomatis baik terkendali sebagian maupun seluruhnya, sistem kendali adalah suatu alat atau kumpulan alat untuk mengendalikan, memerintah, dan mengatur keadaan dari suatu sistem, singkatnya, sistem yang digunakan untuk membuat suatu perangkat menjadi terkendali sesuai dengan keinginan manusia ini biasanya disebut sebagai sistem kendali, untuk mengatasi kesalahan manusia dalam mengatur penerangan yang ada di Universitas Ichsan Gorontalo seperti lupa mematikan lampu sehingga kurang efisien dalam penggunaan daya listrik yang dapat menyebabkan bertambahnya beban biaya univesitas ini, selain itu pula dengan menggunakan sakelar, sistem yang lama menjadi kurang aman dan memakan waktu untuk mematikan sebuah lampu mengingat gedung kampus bertingkat. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi solusi dari masalah yang dikemukakan diatas sehingga dapat mengendalikan penerangan secara Sistem Kendali yang dirancang dapat digunakan. Hal ini dibuktikan dalam metode pengujian test case dengan pendekatan pengujian white box dan pengujian Blackbox pada rancangan sistem, sehingga sistem tidak dapat menerima input yang tidak tepat. Dari hasil pengujian test case diperoleh CC = VG dimana CC = 7 dan VG = 7, hal ini menunjukkan bahwa penerapan pengujian sistem tersebut diatas dapat menghasilkan sistem dan proses looping perulangan pada flowchart yang membuat sistem menjadi lebih efektif. Diah RisqiwatiAbstrak Kebutuhan akan listrik akan terus meningkat dari tahun ke tahun, hal ini dikarenakan pembuatan produk yang menggunakan listrik sebagai energi nya juga gencar dikeluarkan oleh produsen sehingga kebutuhan akan listrik sudah menjadi kebutuhan yang sangat vital untuk masing-masing individu. Saat ini di negara kita telah dikembangkan listrik prabayar disamping listrik pasca bayar yang telah berjalan, fungsi dari listrik prabayar ini adalah untuk dapat mengontrol penggunaan dari listrik itu sendiri. Namun, penggunaan listrik prabayar tidak sepenuhnya digunakan secara optimal oleh pelanggan, dikarenakan pelanggan tidak mengetahui beban dari alat listrik yang digunakan sehingga tidak dapat melakukan kontrol dari pulsa listrik yang dibeli. Dari permasalahan itu peneliti mengusulkan untuk membuat suatu alat kontrol dengan menggunakan arduino uno sehingga pemilik dapat mengontrol penggunaan listriknya secara real time. Board Arduino berfungsi sebagai sistem kontrol pengambilan data, sebelum data tersebut di olah pada server. Terdapat sistem sensor berfungsi untuk pengambilan data ampere yaitu sensor AC712-20A dan modul relay sebagai saklar elektrik berfungsi untuk memutus daya listrik ketika pulsa tidak mencukupi. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, terdapat kesalahan pengukuran rata-rata sensor ACS712-20A dengan multitester sebesar 26%, sedangkan untuk pengukuran billing listrik prabayar terdapat kesalahan sebesar 6%.Perancangan dan Pembuatan Alat Penetas Telur Otomatis Berbasis ArduinoR HartonoM FathuddinA IzzuddinR. Hartono, M. Fathuddin, and A. Izzuddin, "Perancangan dan Pembuatan Alat Penetas Telur Otomatis Berbasis Arduino," Energy, vol. 7, no. 1, pp. 30-37, Mesin Air Otomatis Berbasis Arduino Dengan SmartphoneZ LubisZ. Lubis et al., "Kontrol Mesin Air Otomatis Berbasis Arduino Dengan Smartphone," Cetak Bul. Utama Tek., vol. 14, no. 3, pp. 1410-4520, Kendali Jarak Jauh Dengan Handphone Menggunakan Pengenal Suara Microsoft Sapi W PurwandiA. W. Purwandi, "Sistem Kendali Jarak Jauh Dengan Handphone Menggunakan Pengenal Suara Microsoft Sapi J. ELTEK, vol. 11, no. 01, pp. 1693-4024, 2013..